Daftar Isi [Tampil]
Add caption |
Konflik
antara Indonesia dan Belanda
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik
Indonesia- Belanda
a.
Perbedaan interpretasi mengenai kedaulatan Republik Indonesia
Indonesia
yang telah memproklamasikan dirinya pada tanggal 17 agustus 1945 adalah negara
yang merdeka yang berdaulat baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu,
kedaulatan harus dipertahankan terhadap campur tangan dari pihak asing,
khusunya Belanda . Negara lain yang menganggu kedaulatan republik Indonesia
harus di lawan. Belanda masih merasa bahwa Indonesia adalah jajahanya ,
sekalipun indonesia telah menyatakan kemerdekaanya, indonesia masih dianggap
sebagai jajahanya yang tidak mempunyai kedaulatan sendiri. Tujuan Belanda
datang kembali ke Indonesia yakni ingin menguasai Indonesia . Pandangan yang
berbeda, mengenai kedaulatan dan kedudukan Indonesia itu menimbulkan konflik
antara pihak Belanda dan Indonesia. Kedua belah pihak mempertahankann alasanya
masing-masing untuk membenarkan sikap dan prinsip mereka.
b.
Sunber perekonomian
Sejak berdirnya VOC 1602 .Belanda telah melakukan eksploitasi
ekonomi yang memberikan keuntungan besar bagi kerajaan Belanda dan pemerintah
Hindia Belanda. Indonesia bagi Belanda adalah sumber perekonomiannya. Ratusan
juta gulden yang dihasilkan dari tanah Indonesia telah mampu menghidupi
perekonomian Belanda. Demikian pula ,pemerintah Hindia Belanda hidup makmur
dari eksploitasi ekonomi rakyat Indonesia . Oleh karena itu kehilangan Indonesia
berarti juga kerugian besar bagi Belanda. Itulah sebabnya ,Belanda berusaha
keras untuk kembali tetap menguasai Indonesia dengan sekuat tenaga. Republik
Indonesiapun sebagai negara baru harus memiliki sumber perekonomian untuk
membiayai pemerintahan. Oleh karena itu, sumber-sumber perekonomian yang masih
dikuasai Belanda harus dinasionalisasikan.
2.
Peran dunia Internasional dalam konflik Indonesia –Belanda
Pemerintah Inggris yang menjadi penanggung jawab utama .Soal
penyelesaian konflik politik dan militer di Asia ( selatan,tenggara,dan timur )
mencoba menjadi penengah antara indonesia dan belanda . Diplomat inggris Sir
Archibald Clark mengundang pihak Indonesia dan belanda untuk berunding di Hooge
Valuve, belanda . akan tetapi perundingan ini mengalami jalan buntu. Akhirnya
seorang diplomat inggris bernama lord killerarn menjadi penengah antara
Indonesia dan belanda. Perundingan diselenggarakan di linggarjati sebelah
selatan Cirebon Atas permintaan India dan Autralia pada tgl 31 juli 1947 menanggapi
Agresi militer belanda I Dewan keamanan PBB mengadakan sidang.dewan keamanan
PBB juga membentuk komisi jasa baik yang dikenal dengan KTN (komisi tiga
negara). Berkat usaha KTN, pemerintah RI dan Belanda mengadakan perundingan
Renville, yang sedang berlabuh diteluk jakarta. Fenomena politis di Indonesia
sesudah perundingan Renville kembali mengecewakan .Belanda melancarakan Agresi
Militer II.
Dewan
keamanan PBB akhirnya mengadakan sidang pada 24 Januari 1949 untuk menangapi
Agresi Militer Belanda ke II dan mengeluarkan sebuah resolusi. Sebagai tindak
lanjut dari resolusi dewan keamanan PBB diadakan perundingan Roem royen. Salah
satu kesepakatan dalam perundingan ini adalah rencana untuk menyelenggarakan
konferensi meja bundar (KMB) di Den Hag,dimana Belanda menyerahkan kedaulatan
atas Hindia Belanda kepada RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat secara
penuh dan tanpa syarat.
3.
Pengaruh konflik terhadap negara kesatuan Republik Indonesia
Konflik antara Indonesia dan Belanda ditandai dengan berbagai
insiden yang terjadi di pusat Indonesia.Hal ini tentu mempengaruhi keberadaan
NKRI Politik devide et impera kembali dilakukan oleh Belanda. Belanda berusaha
mempengaruhi beberapa pemimpin di daerah untuk mendirikan negara-negara boneka.Hal
ini antara lain dilakukan dengan menyelengggarakan konferensi Malino (sulawesi
Selatan) pada bulan Juli 1946 untuk membentuk negara –negara di daerah yang
baru diserahterimakan oleh Inggris dan Australia. Negara-negara ini kelak akan
menjadi imbanganterhadap RI Pada Maret 1948 , Van Mook mengumumkan pembentukan
suatu pemerintahan pederal . Pada bulan Juli Belanda membentuk Majelis
Permusyawaratan Federal disingkat dengan BFO. BFO terdiri dari para pemimpin
negara- negara federal.
Usaha Belanda untuk menguasai kembali Indonesia.juga
dilakukan secara militer.Pendaratan pasuukan marinir Belanda di Tanjung Priuk
menjelang akhir tahun 1945 menambah gentingnya suasana di Jakarta oleh karena
itu ,presiden Soekarno dan wakil presiden Moh Hatta pada tanggal 4 Januari 1946
pindah ke Yogyakarta .Ibu kota RI turut pindah ke Yogyakarta. Ketika Yoyakarta
diduduki oleh Belanda pada saat agresi militer kedua pada tanggal 19 Desember
1948,presiden soekarno dan wakil presiden Moh Hatta dan beberapa pejabat tinggi
Indonesia ditawan Belanda Namun sebelumnya presiden soekarno dan wakil presiden
Moh Hatta masih sempat meminta mentri kemakmuran Syafrudin Prawiranegara untuk
membentuk pemerintahan darurat (PDRI). Dengan terbentuknya PDRI, maka
pemerintah RI dapat berjalan secara normal kembali
Pada
tanggal 13 Juli 1949, p emerintah darurat Republik indonesia di Sumatera
mengembalikan mandat kepada pemerintah pusat di Yogyakarta. Peristiwa ini
terjadi setelah TNI kembali menguasai Yogyakarta. Selain secara politis dan
militer , Belanda juga mengepung Republik Indonesia secara ekonomis.Belanda
melakukan blokade ekonomi dengan menutup pintu keluar masuk perdagangan RI.
Belanda memperhitungkan bahwa RI secara ekonomis akan segera ambruk Ada tiga
pengaruh yang terjdi akibat dari konflik Indonesia dan Belanda yitu :
a.
Dipandang dari sudut Indonesia
Konflik
ini memperkuat integrasi atau memperkokoh persatuan bangsa Indonesia. Hal ini
dapat dibuktikan dari negara-negara boneka yang dibentuk oleh Belanda yang
bertujuan untuk merongrong kesatuan RI dapat digagalkan
b.
Dipandang dari sudut Belanda
Konflik
yang terjadi antara Indonesia dan Belanda selanjutnya dipakai untuk merongrong
kedaulatan RI dengan membentuk negara-negara boneka seperti : # Negara
Indonesia Timur # Negara sumatera Timur #Negara Pasundan # Negara jawa timur
c.
Dipandang dari sudut Dunia Internasional
Dunia Internasional berhasil mengakhiri konflik dan
menciptakan negara baru yang berdiri setelah Perang Dunia II. Hal ini
menunjukkan kemenangan negara-negara yang berpaham Demokrasi. Mereka mendukung
berdirinya negara baru yangn bebas dari penjajahan . RI adalah salah satu
negara yang lahir setelah berakhirnya PD II.
I.
Diplomasi Indonesia di dunia Internasional
Untuk
menunjukkan itikad baik Indonesia terhadap penyelesaian konflik internasional,
pemerintah indonesia menyambut baik kedatangan sekutu. Terlebih ketika itu
panglima pasukan sekutu jenderal Philip Christon menyatakan bahwa kedatangannya
ke Indonesia untuk mempertemukan pemerintah Indonesia dan Belanda dalam suatu
perundingan. Pernyataan itu menunjukkan pengakuan Sekutu atas keberadaan
Republik Indonesia (pengakuan de fakto ) Selain itu pemerintah melalui menteri
luar negeri dan duta kelilingnya berupa melobi negara-negara lain untuk memperjuangkan
Indonesia dalam forum PBB. Hasilnya, berbagai upaya Belanda untuk menghancurkan
Indonesia selalu mendapat reaksi keras dari negara-negara di dunia. Mereka
mengutuk dan mendesak PBB untuk menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda.
Atas dorongan bangsa- bangsa yang menaruh perhatian terhadap bangsa Indonesia,
berbagai perundinganpun dilakukan. Atas dorongan bangsa-bangsa yang menaruh
perhatian terhadap bangsa Indonesia berbagai perundinganpun dilakukan
diantaranya :
1.
Perundingan Linggarjati
Kegagalan
dalam perundingan di Hooge Veluve coba diatasi dengan perundingan Linggarjati.
Dalam perundingan ini RI diwakili Perdana Mentri sutan syahrir dengan
anggotanya :
a. Moh Roem
b.
Susanto Tirtoprodjo
Semeantara
Belanda diwakili oleh Prof Schermerhorn dengan anggotanya :
a. Max van pool
b. F. de Boer
c.
H.J . Van Mook
Kesepakatan
Linggarjati akhirnya ditandatangani pada tagl 25 Maret 1947.
Setelah
persetujuan linggarjati ditandatangani timbul pro dan kontra dikalangan
masyarakat Indonesia. Beberapa partai seperti : Masyumi, PNI, Partai Rakyat
Indonesia, Partai Rakyat Jelata menyatakan menentang kesepakatan linggarjati.
Untuk menyelesaikan pro kontra
mengenai
hasil perundingan linggarjati, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden
No .6/1946 yang bertujuan untuk menambah anggota Komite Nasional Indonesia
pusat (KNIP). Dengan adanya penambahan anggota KNIP maka pemerintah berhasil
mendapatkan suara untuk mendukung hasil perundingan linggarjati. Isi
Perundingan Linggarjati adalah
a. Belanda hanya mengakui kedaulatan Republik
Indonesia de fakto atas Jawa, madura dan Sumatera
b. Akan dibentuk bersama negara federal bernama negara
Indonesia Serikat (NIS)
c.
Akan dibentuk Uni Indonesia - Belanda
2.
Perundingan Renvile
Reaksi
keras dunia internasional terhadap Agresi Militer Belanda I mendorong
pelaksanaan Perundingan Renvile yang diprakarsai oleh Komisi Tiga Negara ( KTN
). Dalam perundingan ini pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh :
a.
Perdana Mentri Amir Syarifudin
Pemerintah
Belanda diwakili oleh :
b.
Abdulkadir Widjojoatmojo
Setelah hampir satu setengah bulan berunding , kedua delegasi
menyetujui Perundingan Renville pada tanggal 17 januari 1948 . Hasil
perundingan Renvile ini jelas merugikan Indonesia. Wilayah semakin sempit
sementara Belanda terus berusaha menghancurkan RI dengan blokade ekonominya.
Akibatnya muncul berbagai reaksi. Kabinet Amir Syarifuddin yang menerima
perundingan Renville mendapat tantangan hebat dari partai-partai besar seperti Masyumi
dan PNI. Amir Syarifudin akhirnya menyerahkan mandat kepada presiden soekarno
pada tangggal 23 Januari 1948. Kabinet amir Syariffudi digantikan kabinet Moh
Hatta.
Isi
Perundingan Renville adalah sebagai berikut
a.
Antara wilayah kekuasaan Republik Indonesia dan wilayah pendudukan Belanda akan
dibuat garis demarkasi. Pasukan Republik Indonesia ditarik ke daerah Republik
b. Belanda tetap berdaulat di seluruh wilayah
Indonesia sampai wilayah tersebut diserahkan kepada RIS
c. Republik Indonesia merupakan bagian RIS
d. Selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun akan
diadakan pemilihan umum untuk membentuik dewan konstitusnte RIS
3.
Pemerintah darurat Repubklik indonesia ( PDRI )
Situasi
dalam negeri Indonesia yang sedang menghadapi PKI dimanfaatkan oleh Belanda.
Belanda melancarkan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948. Belanda
menyerang dan menduduki ibu kota RI yaitu Yogyakarta. Belanda kemudian
menangkap presiden Soekarno dan wapres Moh. Hatta . Presiden Soekarno diasingkan
ke Prapat, Sumatera Utara . Pada Februari 1949, Presiden Soekarno dipindahkan
ke Bangka. Sementara Wapres Moh Hatta, diasingkan ke Muntok, Bangka .Sebelumnya
persiden Soekarno dan wapres Moh hatta masih sempat mengirim kawat ( telegram )
kepada mentri kemakmuran sjafruddin prawiranegara yang sedang berada di
Sumatera. Isi kawat tersebut adalah memerintahkan adalah memerintahkan
Sjafruddin prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI) jika tidak mungkin kepada Mr Maramis dan Soedarsono menjadi
diplomat yang sedang berada di India. Pada tanggal 22 Desember 1948, Sjafruddin
Prawiranegara berhasil membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (
PDRI) di Bukittinggi.Ia kemudian dipilih sebagai ketua PDRI. Demi kelancaran
tugas di Jawa .Dibentuk komisariat PDRI yang diketuai oleh I.J Kasimo . Dengan
terbentuknya PDRI, maka pemerintah RI dapat berjalan secara normal kembali
4.
Perundingan Roem Roijen
Sebagai tindak lanjut dari Resolusi Dewan Keamanan PBB, pada
14 April 1949 diadakan perundingan di Jakarta di Hotel Des Indes. Sebagai wakil
dari PBB adalah Merle Cochran, sedangkan delegasi Republik Indonesia dipimpin
oleh Moh Roem dengan anggota Mr. Ali Sastroamidjojo, dr Leimena, Ir Djoenda,
Prof Soepomo dan Mr . Latuharhary. Delegasi Belanda dipimpin oleh Van Roijen
dan didampingi Mr .N. Blom.Mr.AJacob dan Dr.J.J. Van der Velde. Hasil
perundingan ini terkenal dengan nama Persetujuan Roem Roijen. Isi persetujuan
ini antara lain Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-
menembak dan bekerja sama menciptakan keamanan. selain itu ,pemerintah Belanda
akan segera mengembalikan pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dan
kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar ( KMB )
di Den haag
Isi
Perundingan Roem Roijen adalah sebagai berikut :
a. Indonesia menghentikan perang gerilya
b. Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta
c.
Belanda dan Republik Indonesia sepakat untuk mengadakan perundingan dalam KMB
5.
Konfernsi Inter- Indonesiaan
Menghadapi
Konferensi Meja Bundar, pemerintah RI mengadakan persiapan . persiapan
dilakukan dengan melakukan perundingan dengan organisasi negara-negara bagian (
BFO ). Perundingan berlangsung dua kali. Pertama, 19- 22 juli 1949 di
Yogyakarta dan yang kedua antara 30 juli- 2 agustus 1949 di Jakarta Konferensi
kedua di Jakarta diarahkan untuk menindaklanjuti konferensi Inter-Indonesia
pertama di Yogyakarta. Konferensi .Konferensi kedua ini memutuskan bahwa kedua
pihak ( RI dan BFO ) sepakat membentuk Panitia Persiapan Nasional yang bertugas
untuk menjaga suasana tertib sebelum dan sesudah KMB. Disepakati pula bahwa
delegasi Republik Indonesia terdiri dari Moh. Hatta , Moh Roem, Prof Soepomo
,dr. J.Leimena , Mr.Ali Satroamidjojo, Ir Djoeanda Hadinoto, Kol. TB Simatupang
dan Soemardi sementara delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari
Pontianak
6.
Konferensi Meja Bundar
Konferensi
Meja Bundar ( KMB ) berlangsung di Den Haag antara 23 Agustus samapai 2
November 1949. Dalam konferensi, ini delegasi pemerintah Belanda dipimpin oleh
Maarseven, delegasi pemerintah RI dipimpin Moh Hatta dan delegasi wakil BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid II. Konferensi Meja Bundar menghasilkan sejumlah
persetujuan. Isi Perundingan KMB adalah :
a. Pengakuan kedaultan atas Indonesia
b. Pemnbentukan RIS
c. Pembentukan Uni Indonesia – Belanda
d.
Masalah Irian Barat dibicarakan setahun setelah pengakuan
Diantaranya
yang paling penting adalah Piagam Penyerahan Kedaulatan.Isi pokok piagam ini
adalah bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan atas Hindia Belanda kepada RIS
sebagai negara Merdeka dan berdaulat secara penuh dan tanpa syarat. Penyerahan
dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949 setelah diratifikasi
oleh parlemen kedua negara.Untukmenindaklanjuti KMB maka akan diadakan
pemilihan presiden RIS pada tanggal 16 Desember 1949 . Terpilih sebagai
presiden adalah Soekarno. Presiden RIS dilantik pada 17 Desember 1949. Pada 20
Desember 1949. Presiden Soekarno membentuk kabinet RIS dengan Moh Hatta sebagai
perdana menterinya. Sementara untuk menerima penyerahan kedaulatan di sepakati
diadakan di dua tempat yakni di Den Hag dan di Jakarta. Tanggal 27 Desember
1949, Perdana Menteri Moh Hatta menerima penyerahan kedaulatan dari perdana
menteri Willem Dress di Denn Haag ikut menandatangani naskah penyerahan
kedaulatan ini adalah Ratu Juliana dan menteri seberang lautan A.M.J.A. Sasen.
Di Jakarta penyerahan kedaulatan oleh wakil tinggi mahkota kerajaan Belanda
A.H.J. Loving kepada Sri Sultan Hamengkubuono IX tanggal 27 Desember 1949 dalam
pandangan Indonesia adalah hari pengakuan kedaulatan sebab Indonesia telah
merdeka dan berdaulat sejak 17 Agustus 1945
II.
Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di Berbagai Daerah
Kemerdekaan
Indonesia tidak begitu saja direbut dan diproklamirkan lalu menjalankan
kehidupan bernegara dengan tenag dan nyaman. Negara RI juga butuh pengakuan
kedaulatan dari negara- negara lain termasuk negara musuh, Belanda dan Jepang.
Pertempuran melawan Jepang terjadi di ….
1. Jakarta, Bogor, Bandung pertempuran berlangsung
tiga bulan pertama setelah proklamasi.
2. Semarang, pertempuran berlangsung tgl 15- 20
oktober 1945 dan dikenal dengan nama “ Pertempuran Lima Hari di Semarang “
3. Yogyakarta, perebutan kekuasaan sudah dimulai sejak
tanggal 26 september 1945 pertempuran dikenal dengan nama “ Pertempuran
Kotabaru”
4. Surakarta
5. Surabaya, September 1945
6. Banda Aceh dan Palembang, pertempuran berlangsung 6
Oktober 1945
7.
Bali,Gorontalo, Surabay
Pasukan
Sekutu dipimpin oleh Lord Louis Moubatten mendarat di TanjungPriuk pada tanggal
15 september 1945 adapun tugasnya: 1.Mengembalikan keamanan dan ketertiban 2.Melucuti
dan mengembalikan atau memulangkan serdadu Jepang 3.Menyelamatkan Interniran
dan para tawanan Jepang Kedatangan Sekutu ternyata tidak menghormati kedaulatan
RI oleh karena itu terjadi kontak senjata dimana-mana .Pertempuran melawan
Sekutu dan Belanda terjadi …
1. Surabaya, tanggal 10 Novembar 1945, pertemburan
Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo
2. Ambarawa, tanggal 12 – 15 Desember 1945 pertempuran
dipimpin oleh Kol Sudirman
3. Bandung Lautan Api, 24 maret 1946 pemimpin
pertempuran adalah Oto iskandar, kolonel A.H. Nasution
4. Minahasa, 14 Februari 1946, pemimpinya Dr. Sam
Ratulangi
5. Medan, Oktober 1945 dipimpin Mr. Teuku M. Hassan
6. Sulawesi selatan dipimpin oleh Robert Wolter
Mongonsidi
7.
Bali, 20 november 1946 dipimpin oleh I gusti Ngurah rai
Meskipun
telah dilakukan perundingan perdamaian antara Indonesia dan Belanda. Akan
tetapi pihak Belanda tetap saja melakukan pelanggaran itu sebanyak dua kali
pelanggaran yang dilakukan Barkan landa dianggap sangat merugikan bagi
keberadaan RI yaitu
1. Pelanggaran terhadap perundingan linggarjati yang
disusul dengan Agresi militer I pada tanggal 21 juli `947
2.
Pelanggaran terhadap persetujuan Renville yang diikuti oleh agresi militer II
pada tanggal 19 desember 1948
Pelanggaran
tersebut kemudian dikenal dengan Agresi Militer. Tujuan agresi militer
terswebut tak lain sebagain usaha untuk menghancurkan NKRI. Dalam agresi
militer I , Komodor Adisucipto, Komodor Abdul Rahman Saleh. Dalam agresi
militer II, pasukan militer belanda berhasil menduduki dan menguasai ibu kota
negara republik indonesia yaitu Yogyakarta.dengan dikuasainya Yogyakarta ,
Belanda mengira bahwa negara republik indonesia berhasil dihancurkan.
Terjadinya agresi militer belanda II mendorong jenderal sudirman , sebagai
panglima angkatan perang RI mengeluarkan perintah :
1. Kita telah diserang
2. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda menyerang
kota yogyakarta dan lapangan terbang maguwo
3. Pemerintah Belanda telah membatalkanya persetujuan
gencatan senjata
4.
Semua angkatan perang menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk
menghadapi serangan Belanda.
Berdasarkan
surat perintah siasat no I maka letkol Soeharto merencanakan untuk melakukan
serangan umum pada 1 maret 1949. Sebelum melakukan serangan umum, letkol Soeharto
terlebih dahulu melakukan komunikasi dan kordinasi dengan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Serangan umum dilakukan pada empat sektor yaitu :
1. Sektor Barat di bawah pimpinan Letkol Ventje Sumual
2. Sektor selatan dan timur di bawah pimpinan mayor
sarjono
3. Sektor utara di bawah pimpinan mayor kusno
4.
Sektor kota di bawah pimpinan letnan Amir Murtono dan letnan Marsudi
Tepat
pukul 06.00 serangan umum dimulai pasukan TNI dan para pejuang Indonesia
berhasil mengalahkann pasukan Belanda peristiwa tersebut kemudian dikenal
dengan sebutan enam jam di jogjakarta
III.
Faktor- faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia
Faktor
– faktor yang menyebabkan Belanda akhirnya keluar dari Indonesia yaitu
1. Semakin banyaknya dukungan dari negara –negara lain
akan kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan atas Indonesia sebagai sebuah negara
yang berdaulat
2. Usaha perundingan yang dilakukan oleh fihak ketiga
untuk meyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda melalui perjanjian
linggar jati
3.
Perjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia semakin kuat dan besar sehingga
semakin mempersulit Belanda untuk kembali mengendalikan Indonesia sebagai
negara jajahannya.
rangkuman
1. Faktor-faktor penyebab konflik Indonesia – Belanda:
Perbedaan interpretasi mengenai kedaulatan, Sumber perekonomian.
2. Peran dunia Internasional dalam konflik Indonesia-
Belanda : PBB mendesak Belanda untuk menhentikan gencatan senjata dan segera
berunding.
3. Penagaruh Konflik terhadap negara kesatuan RI : di
pandang dari sudut Indonesia, dipandang dari sudut Belanda, di pandang dari
sudut Internasional.
4. Diplomasi Indonesia di dunia Internasional :
Perundingan linggarjati, perundingan renville, PDRI, perundingan Roem Royen,
Konferensi Inter Indonesia, Konferensi Meja Bundar.
5. Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di berbagai daerah
: di Jakarta, Bogor, Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya,Aceh, Bali.
6.
Faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia : banyak dukungan kepada
Indonesia untuk berdaulat, perundingan oleh fihak ketiga untuk penyelesaian
konflik, perjuangan rakyat Indonesia semakin kuat.