Oleh : Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag. (Rektor UIN Mataram) |
AICIS merupakan konferensi tahunan yang bergengsi berskala internasional mempertemukan para pakar, peminat, akademisi, serta pengkaji ilmu-ilmu Keislaman dari berbagai mazhab pemikiran, pendekatan, ragam dan lokus kajian Islam yang dihadirkan dari seluruh perguruan tinggi nasional dan dari berbagai belahan dunia. Seperti dari Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, dan Asia Tenggara. Sehingga AICIS menjadi barometer perkembangan kajian Islam khususnya di Indonesia umumnya di dunia.
Forum ini memiliki peran strategis, maka penyelenggaraanya harus penuh perhitungan dan persiapan yang matang agar memiliki gaya tarik yang kuat. Seperti pertimbangan Lombok, NTB yaitu UIN Mataram sebagai tuan rumah dengan alasan karena paling tepat, kompeten dan menarik. Melihat UIN Mataram yang berada di provinsi NTB dengan mayoritas Muslim diapit oleh dua provinisi yang masyarakatnya mayoritas non-Muslim yaitu provinsi Bali dengan mayoritas Hindu dan provinsi NTT dengan mayoritas Kristen. Keberadaan heterogen agama ini dalam keberdampingannya dalam bermasyarakat dan bernegara tetap terjaga dengan penuh harmonis, keberbedaan agama tidak dijadikan alasan untuk berkonflik. Hal ini juga menjadi komitmen UIN Mataram untuk menjadi epicentrum moderasi sebagai jembatan toleransi dan kerukunan antar umat. Relevan dengan tema AICIS XXI Tahun 2022, FUTURE RELIGION IN G-20: Digital Transformation, Knowledge management, and Social Resilience.
Ditetapkannya tema “Future Religion in G20” memiliki kesesuaian dengan konteks kajian Islam ke-Indonesia-an hari ini yaitu seiring dari ditunjuknya Indonesia sebagai presidensi G20, dengan tiga isu utama yang akan dibahas: “Digital Transformation, Knowledge Management, and Social Resilience” dengan beberapa turunan sub tema lainnya. Gus Menteri (H. Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama Republik Indonesia) bahkan memberikan apresiasi pada tema ini karena merespon perkembangan terkini diskursus dan tuntutan kajian Keislaman kontemporer di tingkat nasional dan global pada saat ini. Diskusi-diskusi di dalamnya dapat menempatkan kajian Keislaman di Indonesia dalam diskursus global. Sehingga mampu menginspirasi masyarakat dunia dalam menciptakan perdamaian dan peradaban dunia, make religion as inspiration not as an aspiration as such.
Penyelenggaraan AICIS dari tahun ke tahun, memiliki gaya tarik sebagaimana UIN Mataram sebagai tuan rumah AICIS tahun ini melibatkan Pendididkan Tinggi Keagamaan Negeri lainnya diluar luar Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yaitu Universitas Hindu Negeri (UHN) Denpasar. Dan ini pertama kalinya perguruan tinggi di luar PTKI terlibat dan berperan dalam menyukseskan penyelenggaraan AICIS. Dari itu AICIS akan dilaksanakan di dua Daerah Wisata Lombok dan Bali, di Lombok pada tanggal 18 – 20 Oktober 2022 sedangkan di Bali akan pada tanggal 1 – 4 Nopember 2022. Hal ini tentu akan mempunyai nuansa berbeda dengan AICIS sebelumnya.
Pelaksanaan AICIS di dua tempat ini membutuhkan persiapan ekstra dari panitia dan UIN Mataram sebagai tuan rumah untuk berkoordinasi dan berkerjasama. Sehingga semenjak dilibatkan sebagai tuan rumah UIN Mataram selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terutama dengan dengan Kemenag RI dalam hal ini Diktis Dirjen Pendis Kemenag RI dan dengan UHN Depasar untuk memastikan agenda-agenda AICIS tahun ini. UIN Mataram berharap tidak hanya sukses tapi membanggakan, karena ini wajah UIN Mataram dan Indonesia di mata Internasional dalam bidang akademik, keagamaan, budaya, dan kemanusiaan yang harus harmonis.
Dan untuk menyongsong AICIS 2022 ini panitia dan UIN Mataram telah melakukan berbagai kegiatan persiapan dan pertemuan-pertemuan seperti melakukan review paper selected panel pada bulan Juni kemarin, presentasi paper bulan Juli kemarin, servei lokasi yang representatif untuk penyelenggraan AICIS, membahas berbagai hal teknis penyelenggaraan AICIS di Bali, dan merancang technical treatment dan roundown penyelenggaraan AICIS Lombok – Bali. Disini baik Diktis Dirjen Pendis Kemenag RI, UIN Mataram dan UHN Denpasar akan terus bersinergi untuk mensukseskan AICIS tahun ini.
Dalam perenacanaan panitia dan UIN Mataram, akan muncul sajian baru yang akan mewarnai pelaksanaan AICIS khususnya di Lombok. Yaitu dua Agenda Besar: 1) pra kegiatan AICIS; diawali dengan Goes; pawai sepeda ontel yang akan melibatkan masyarakat sekitar kota Mataram dan civitas akademik UIN Mataram. Kegiatan dilanjutkan dengan academic expo yang diikuti oleh PTKIN dan PTKIS. 2) presentasi akademik peserta dengan pembukaannya akan dimeriahkan pentas Budaya Gendang Beleq. Kegiatan menarik lainnya nanti adalah Academik and Cultural Filed Trip. Selain itu, panitia dan UIN Mataram akan menyiapkan kegiatan bagi seluruh partisipan untuk berkunjung ke salah satu Desa Adat Sade Lombok Tengah dan ramah tamah bersama Gubernur Provinsi NTB dan Bupati Lombok Tengah yang berlokasi di Circuit Mandalika.
Demikian juga pelaksanaan AICIS di Bali pembukaan direncanakan akan dilaksanakan di salah satu Ballroom FourPoint Hotel di Nusa Dua Bali, yang akan dimeriahkan dengan pentas Budaya yaitu kolaborasi seni budaya Islam-Hindu yang akan disumbangkan oleh para seniman dan mahasiswa UHN Denpasar-Bali. Juga penggunaan kampus UHN Denpasar sebagai lokasi kegiatan AICIS bernuansa harmonisasi multikultur.
Kemudian konteks pengembangan keilmuan dan Keislaman, pelaksanaan AICIS di Mataram akan lebih menekankan pada ekspose pendidikan Islam untuk publik luar negeri bahwa PTKIN sangat siap menerima warga asing dan yang akan didukung sosialisasi yang kuat lebih dari cara-cara konvensional seperti yang dilakukan beberapa perguruan tinggi bertaraf internasional. Sedangkan di Bali, pelaksanaan AICIS akan lebih memberikan pesan kepada dunia bahwa melalui bidang akademik mampu merajut kebersamaan, kebangsaan, ke-Indonesia-an, inklusifisme dan kemanusiaan dari toleransi serta kajian-kajian berbagai agama.
Memperhatikan AICIS ini ibarat “panggung akademik” yang telah disediakan Kementerian Agama RI bekerjasama dengan PTKIN, tahun ini dengan UIN Mataram. Maka kualitas, hasil dan performance panggung bergantung kepada pemilik tradisi kajian Keislaman Indonesia, para dosen, pakar dan peneliti di PTKI. Oleh karenanya, mari kita bersama-sama berfokus menyongsong AICIS 2022 membesarkan AICIS dengan terus menerus menyempurnakannya serta menggunakan momentum AICIS ini untuk kemajuan PTKI. Agar dokumen AICIS dapat dikenang dan menjadi bahan kajian.
AICIS XXI tahun 2022, saat yang tepat dapat mencontoh AAR (American Academy of Religion) yang setiap tahunnya mengadakan seminar internasional yang dihadiri sampai 10.000-an peserta dari seluruh dunia. Mereka datang sendiri, mendaftar sendiri, dan mempresentasikan paper dan temuan terbarunya dalam bidang yang digelutinya. Atau contoh lainnya MESA (Middle East Studies Association) sebagai wadah dan ajang pertemuan para sarjana, dan pakar studi kawasan terutama Timur Tengah. MESA ini memiliki keanggotaan lebih 2.700-an sarjana dan pakar. Paper yang telah dipresentasi pada forum ini akan dipromosi untuk diterbitkan pada the International Journal of Middle East Studies.
Belajar dari AAR dan MESA menjadikan hasil kajian dan karya para pembicara AICIS XXI, seluruh materi/makalah, baik sessi pleno maupun sessi parallel tidak sebatas terdokumentasi dalam bentuk buku Proceeding AICIS. Namun dapat dipromosikan untuk diterbitkan di jurnal-jurnal terindeks scopus seperti di Jurnal Ulumuna milik UIN Mataram misalnya atau jurnal-jurnal PTKI lainnya yang terindeks scopus. Dengan demikian dapat menyedot minat masyarakat akademisi dan pemerhati kajian Islam dunia. Mereka tertarik mengirimkan paper untuk mengikuti seleksi paper, menuju terus meningkat baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. AICIS pun semakin diminati.