Pimpus PGNW Gelar pelatihan pembuatan tumpeng dan Garnis bertempat di kantor PDNW Lombok Tengah |
Ketua Pimpus PGNW Umi Hj Lale Yaqutunnafis, S.Sos., MM |
Dalam keterangan disela acara Hj Nur Laila, S.Ag., M.Pd. Selaku ketua panitia penyelenggara mengatakan,Kegiatan ini dilakukan untuk menyambut hari guru nasional dan ini dilakukan pertama kali dan diharapkan nantinya tetap dilakukan tiap tahunnya dan diikuti oleh 12 kecamatan yang ada di Lombok Tengah.
"Alhamdulillah, kita targetan awalnya yang akan mengikuti kegiatan unu100 orang, tetapi yang mengikuti 150 orang lebih," ucapnya.
Hj Nur Laila, S.Ag., M.Pd. Selaku ketua panitia penyelenggara |
"Dalam melaksanakan kegiatan ini kami mendatangkan pelatih profesional dan untuk peserta kami menerbitkan sebanyak 160 sertifikat yang dikeluarkan oleh Pimpus PGNW, karena sekarang ini, kemampuan atau skill selalu dibuktikan dengan sertifikat." jelasnya.
Pelatih pembuatan tumpeng dan Garnis, Baiq Mardiati Munggah, M. Pd. |
"Dengan pelatihan ini diharapkan bisa menjadi keterampilan tambahan bagi guru dan diharapkan minimal bisa juga menjadi penghasilan rambahan karena sekarang ini banyak masyarakat yang membutuhkan nasi tumpeng dalam satu ulang tahun maupun acara terhenti lainnya," terangnya.
Lebih jauh dijelaskan Baiq Mardiani menerangkan bahwa nasi tumpeng yang diajarkan pada saat ini memakai bahan dasar beras tidak memakai ketan agar tidak terkesan rasa bosan pada saat mengkonsumsinya.
"Kita mengambil pelatihan nasi tumpeng ini miliki pilosofi, dari nasi tumpeng itu memiliki makna keagungan semua itu senjadi satu sehingga kita hanya bersyukur dan bermunajat hanya pada sang pencipta Allah SWT," pungkasnya.
Ketua PD NW Lombok Tengah TGH Dr Zainal Arifin Munir, MA |
"Manusia itu apapun profesinya harus memiliki skill, Disampingi profesi juga harus memiliki skill terutama ibu-ibu," ucapnya saat ditemui media ini di komplek Ponpes Yanmu NW Lombok Tengah.
Dengan kegiatan ini merupakan suatu contoh bahwa PGNW sangat memperhatikan skill, agar guru NW punya skill dan kemampuan dalam mendidik peserta didiknya.
"Artinya, guru tidak boleh putus asa, guru harus tetap optimus tetap percaya diri, karena guru itu merupakan panutan pintar dikelas dan pintar memberikan contoh dan itu membutuhkan skill, salah satunya skill membuat nasi tumpeng tersebut," tutup Masyaikh MDQH tersebut. (RS/tony)