Radarselaparang.com || Puncak perayaan Hari Jadi (Hadi) organisasi Nahdlatul Wathan (NW) yang lahir pada 1 Maret 1953 yang silam, dipusatkan di Lapangan umum Ummuna Hj. Sitti Raehanun Zainuddin Abdul Majid komplek pendidikan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan (NW) Lombok Timur. Ahad (19/3/2023)
Dalam pengajiannya, Syaikh Abu Abdullah Mustafa Bin Attilim Tsani Al-Makki, yang diterjemahkan oleh TGH. Syukron Azzahidi, Dimana intinya Allah telah mentakdirkan pada musuh-Nya akan mendapatkan balasan yang setimpal dimasukkan pada neraka jahim.
Pendiri organisasi Nahdlatul Wathan, Almagfurullah Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, belajar di Makkah Al Mukaromah sampai pada gurunya Syaikh Hasan Al Mahsyat dan guru-guru yang kain memberikan isyaroh, Diminta untuk kembali ke kampung halaman untuk membangun kampung halamannya.
Dengan isyaroh itu, Al Magfurullah Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, balik ke Lombok untuk berjuang, dalam perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan oleh dimana banyak menuai rintangan dan hambatan sampai pada titik menerima kemuliaan dan mendirikan madrasah-madrasah hingga membentuk organisasi Nahdlatul Wathan.
Termasuk Syaikh Abu Abdullah Mustafa Bin Attilim Tsani Al-Makki,tidak pernah bertemu secara nyata dengan Almagfurullah Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.
Sehingga dia menyebut sebuah syair "Orang yang cerdas itu sesungguhnya adalah mereka yang memuji dan menyanjung seseorang, sementara orang yang menyanjung tersebut tidak pernah bertemu dengannya".
Kepemimpinan estapit organisasi Nahdlatul Wathan pindah ke putrinya Ummi Hj Sitti Raehanun Zainuddin Abdul Majid, dan berlanjut ke Cucunya PBNW sekarang TGKH Muhammad Zainuddin Atsani dibantu dengan TGH Khairul Fatihin dan juga pengurus lainnya.
Diakhir pidatonya, Syaikh Abu Abdullah Mustafa Bin Attilim Tsani Al-Makki, mengatakan ada isyaroh kabar menggembirakan dimana angka 70 dikalangan bangsa arab menunjukkan puncak dari segala hajat dan kemuliaan.
"Mudahan di Hadi NW ke-70 ini menjadi kejayaan dan kemuliaan dalam berjuang, dan terus berkembang sampai akhir nanti dan jauh dari bencana," pungkasnya.
Sambutan dan ucapan selamat Hadi ke -70 Nahdlatul Wathan juga disampaikan oleh perwakilan kementrian Pendidikan riset dan teknologi, juga dari PBNU.
Sementara itu dalam Irsyadat Wa Taujihadnya, PBNW Maulana Syaikh LG.TGKH Muhammad Zainuddin Atsani, menyampaikan agar warga NW tetap berpegang teguh pada ajaran NW.
"Warga NW harus sami'na Wa Ato'na, Kami mendengar, kami jalankan," ucapnya.
Pendiri organisasi Nahdlatul Wathan, mewasiatkan agar menjaga dan merawat serta menanamkan dalam diri masing-masing rasa memiliki Nahdlatul Wathan dengan mewariskannya pada anak cucu dari abituran dan pencinta. Begitupun dalam bernegara.
Organisasi Nahdlatul Wathan mengajarkan agar cinta tanah air sesuai arti namanya dan berpegang teguh pada Pancasila, sebagaimana tercantum dalam wasiat
"Negara kita berdasarkan Pancasila;
Berketuhanan Yang Mahasa Esa;
Ummat Islam paling setia;
Tegakkan Pancasila yang paling Utama."
Dalam upaya menyebarluaskan dan menjaga Nahdlatul Wathan lewat teknologi, PBNW sudah meluncurkan aplikasi Wahfazh, dimana sampai hari ini sudah 2000 lebih yang mendownload dan di hari puncak perayaan ini aplikasi tersebut dinyatakan diaktifkan dan bisa dipergunakan.
Dan dipersilahkan untuk menjaga ukhuah warga Nahdlatul Wathan untuk menggunakan aplikasi Wahfazh dalam melakukan komunikasi.
Disebutkan juga sampai saat ini, sesuai data terupdate sampe bulan Maret 2023, jumlah madrasah berada dibawah naungan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh Nusantara sudah mencapai 1700 Madrasah. Sebagai informasi bahwa perwakilan Nahdlatul Wathan sudah ada di seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan juga ada di lima negara.
Hal itu menunjukan Nahdlatul Wathan terus dicurahkan keberkahan Oleh Allah SWT, Karena diantara makna berkah adalah kebaikan yang selalu bertambah dan terus menerus lestari. Dan dari aspek pendidikan Organisasi Nahdlatul Wathan menegaskan sebagai organisasi yang memiliki identitas dan etentitas yang khas, yakni Hizib dan Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan.
Karena itu, Nahdlatul Wathan merupakan maha karya dari pendiri Organisasi Nahdlatul Wathan untuk merawat persatuan kesatuan dengan kompak utuh bersatu.
Oleh karena itu, melalui kesempatan tersebut PBNW mengajak semua jamaah warga Nahdlatul Wathan agar tetap mengacu pada pimpinan sesuai kaidah mengatakan, "jika hakim sudah memutuskan, tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan".
Diakhir padatonya, PBNW mengajak jamaah NW agar merenungkan kembali wasiat Maulana Syaikh, agar sebagai warga Nahdlatul Wathan tetunya mengikuti keputusan yang telah ditetapkan oleh PBNW, sesuai dengan wasiat pendiri Nahdlatul Wathan yang mengatakan;
"Banyaklah orang tersesat jalan;
Mengaku diri Nahdlatul Wathan;
Padahal Ia diluar barisan;
Tidak menurut garis pimpinan.
Nadlatul Wathan ciptaan Ayahda;
Ku amanatkan kepada anakda;
Terus dijaga dan terus dibina;
Dan disebarkan di Nusantara."
Hadir juga pada kesempatan itu perwakilan kementrian Pendidikan,Riset dan Teknologi, PB NU, pada Pejabat Provinsi NTB, Forkopimda Lotim, seluruh Banom NW, Pimpinan Lembaga-lembaga NW, beberapa perwakilan NW dari luar daerah dan ribuan jamaah NW di pulau Lombok. (RS)