Rapat Paripurna VIII masa sidang II DPRD Kabupaten Lotim |
Rapat paripurna tersebut dipimpin oleh duanya unsur pimpinannya DPRD Lotim, yakni H.Daeng Paelori dan H. Badran. Dimana dalam kesempatan tersebut Bupati Sukiman menyampaikan penyelenggaraan pembangunan daerah selama tahun 2022 tidak terlalu jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mengalami dinamika cukup signifikan akibat dampak pandemi Covid-19.
Dalam situasi pemulihan akibat dampak pandemi tersebut, Pemda harus melakukan penyesuaian dengan arah kebijakan pemerintah pusat untuk melaksanakan langkah-langkah pemulihan ekonomi masyarakat.
Selain menjelaskan garis besar pengelolaan keuangan daerah, Bupati juga memaparkan hasil evaluasi sembilan indikator kinerja utama Pemda Lotim. Indikator itu tertuang dalam RPJMD 2018-2023. Bupati menyebut, realisasi kinerja sampai akhir 2022 menunjukkan empat indikator yang melampaui target RPJMD.
Empat indikator tersebut yaitu laju pertumbuhan ekonomi, indeks ketentraman dan ketertiban, indeks risiko bencana, dan peningkatan status desa mandiri.
Diakuinya, masih terdapat sejumlah indikator yang masih harus terus dipercepat dan ditingkatkan capaiannya. Seperti angka kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM), indeks infrastruktur wilayah, dan indeks kepuasan masyarakat.
Namun demikian, capaian masing-masing indikator tersebut sepanjang empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan sangat signifikan. Dampak pandemi Covid-19 disebut masih berpengaruh terhadap upaya-upaya pencapaian kinerja daerah secara keseluruhan.
Dari komponen IPM, angka harapan lama sekolah (HLS) dari target 13,98 tahun terealisasi 14,05 tahun (100,50 persen). Angka ini naik 1,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan angka rata-rata lama sekolah (RLS) dari target 6,90 tahun tercapai 7,04 tahun (102,03 persen) atau naik 4,7 persen dibanding 2021. HLS dan RLS Lombok Timur melampaui capaian provinsi dan nasional.
Selain itu, umur harapan hidup saat lahir (UHH) juga mengalami peningkatan. Tahun 2021 lalu, UHH Lotim ada pada angka 66,16. Naik menjadi 66,55 di tahun 2022. Hanya saja angka ini masih di bawah rata-rata kabupaten/kota di Provinsi NTB yaitu 66,67 tahun. Masih tingginya angka kematian ibu dan kematian bayi menjadi penyebab.
Karena itu Pemda berupaya melakukan pencegahan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui serangkaian program dan kegiatan termasuk pencegahan kematian bayi dan balita melalui imunisasi, pencegahan stunting/wasting, dan pencegahan penyakit menular. Demikian pula peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, perbaikan status gizi keluarga, dan sebagainya.
Sementara itu, pada urusan pemerintahan, bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, Pemda tetap memprioritaskan pembangunan daerah di bidang infrastruktur. Baik jalan, irigasi, maupun air bersih.
Disebutkan, capaian kinerja indeks infrastruktur ke-PU-an tahun 2022 sebesar 75,80 persen. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sektor ini adalah masih besarnya jalan maupun irigasi yang perlu mendapat penanganan.
''Pemda telah berupaya melakukan terobosan guna pencapaian target kinerja sektor ini dengan melalui penanganan kegiatan tahun jamak. Hasilnya tahun 2022 jalan mantap di Lotim mencapai 68,57 persen. Jaringan irigasi yang masih dalam kondisi baik sebesar 66,50% dan cakupan penduduk yang terlayani akses air minum sebesar 88,40 persen,'' jelas Bupati
Bupati juga menyebut persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan. Tahun 2021 sebesar 15,38 persen, turun menjadi 15,14 persen pada 2022 lalu. Seiring dengan itu, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) juga menurun mencapai 27,52 persen dari target 10 persen.
Penurunan juga terjadi pada realisasi indikator kinerja tingkat pengangguran terbuka di Lotim. Tahun 2022 sebesar 1,51 persen dari target sebesar 3,36 persen. Capaiannya melampaui target RPJMD dengan persentase realisasi sebesar 155,06 persen.
Sementara itu sektor ekonomi Lombok Timur, setelah mengalami kontraksi pada 2020, kembali bangkit pada 2021 mencapai angka 3,12 dan tahun 2022 ini tumbuh mencapai angka 3,18. (RS)