Tradisi masyarakat pulau Lombok Usai Sholat Hari Raya |
Tanpa pandang bulu baik laki-laki dan perempuan dari orang dewasa, kaum muda, hingga anak-anak dengan tertib berjabat tangan dengan berbaris rapi hingga mengular, semua berjabat tangan dengan saling memaafkan. Sabtu (22/4/2023)
Tidak ada yang mau ketinggalan semua antusias berjabat tangan, tidak ada beban yang mengganjal dalam benak masyarakat, semua ikhlas untuk menuju keharmonisan dalam mencari keridhoan Tuhan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Ini merupakan tradisi sehingga yang memudahkan masyarakat untuk saling bermaaf-maafan tidak perlu datang tiap rumah warga, hal inilah yang menjadi rahasia dibalik harmonisasi kehidupan masyarakat kampung dan akan sangat terasa utamanya di hari raya Idul Fitri.
Usai berjabat tangan dilanjutkan dengan doa bersama dengan zikir dan tahlil yang dipimpin oleh tokoh agama (Tuan Guru, ustaz red) sehingga membuat suasana kekeluargaan dan kekompakan di masyarakat kampung sangat kental dan terasa.
Acara puncak usai zikir dan doa dilanjutkan dengan makan bersama yang dengan ciri khas berbagai lauk dari daging ayam, yang menambah khazanah suatu ikatan kekeluargaan yang sangat kental. Sungguh suatu tradisi yang sudah ditanamkan oleh nenek moyang dari sejak dahulu yang terus dilestarikan dari masa ke masa.
Hal inilah yang membuat suasana hati raya sangat terasa dan menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan karena adanya kebersamaan walau dalam kesederhanaan, semua bahagia menyambut hari kemenangan di hari Raya. (RS)