Purniawal Kepala Kelas II b Selong saat membuka acara PKW pada warga binaan |
Skill PKW yang diberikan pada warga binaan tersebut fokus pada bidang desan grafis yang merupakan kerjasama Lapas kelas II b Selong dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mumtas Labuhan Haji dengan peserta didiknya berasal dari Lapas.
Disampaikan Purniawal, Kepala Lapas Kelas II b Selong, Skill PKW merupakan salah satu bentuk perhatikan lapas pada warga binaan agar bisa merubah pola pikir dari yang dulunya negatif menuju perubahan hidup yang lebih baik. Dalam PKW ini sendiri dilaksanakan atas kerjasama dengan PKBM Mumtas bermitra dengan lapas untuk membantu dalam bidang pembinaan kewirausahaan.
"PKW ini diikuti merupakan kerjasama lapas dengan PKM Mumtas yang bergerak di bidang pendidikan dan PKW saat ini diikuti oleh 25 orang warga binaan, Dimana kerjasa sama ini sendiri sudah berjalan tiga tahun," sebutnya.
Dipaparkan Purniawal, Kegiatan PKW tersebut dilakukan dengan limit waktu selama 200 jam atau sekitar dua minggu kedepan, Disamping warga binaan akan dibina keterampilan bidang desain grafis juga di bina dalam bidang kewirausahaan, sehingga diharapan sstelah bebas nantinya warga binaan tersebut bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri.
"Apalagi sekarang lagi ngetrennya perusahaan yang mencetak banner, sablon. Setelah keluar mereka bisa berkelompok membuka usaha sendiri dengan kawannya yang sudah dilatih sehingga mereka ada mata pencaharian. Minimal itu bisa menekan angka kriminalitas karena sudah memiliki penghasilan," jelasnya.
Purniawal menyebutkan yang dilatih ini mulai dari kelas Nol artinya warga binaan ini masih awan terhadap desain grafis ini namun karena ada minat dari warga itu tentu dengan pelatihan ini akan mempermudah dari segi pemahaman, dalam pelatihan juga dihadirkan dari pihak BRI yang akan menjadi mitra jika nanti setelah warga binaan ini keluar dengan membuka usaha yang ditekuni dan berkembang dengan baik tentu BRI akan menalangi permodalan.
"BRI juga punya kewajiban dalam membina masyarakat agar bagaimana masyarakat termasuk warga binaan ini bisa sejahtera dan Dinas pendidikan berkewajiban memberikan pembelajaran pada warga binaan," terangnya.
Lanjut Purniawal, BRI juga dalam memberikan permodalan tetap melalui prosedur dan memenuhi kelayakan setelah disurve kelayakan untuk diberikan permodan saat mengajukan kredit Usaha Kecil Menengah (UKM), juga dari Dinas pendidikan juga hadir untuk memberikan materi.
"Setelah mereka melakukan pelatihan ini, mereka akan diberikan sertifikat yang menjadi bukti mereka sudah mahir dalam bidang tersebut," lanjutnya.
Dari banyak pelatihan skill yang sudah diberikan pad warga binaan, sampai saat ini dikatakan Purniawal, warga binaan sudah mampu memproduksi supenir seperti sudah bisa mencetak kaos, gelas-gelas supenir dan sudah bisa dikomersilkan.Dari hasil-hasil yang sudah diproduksi itu, warga binaan mendapatkan premi dan mekanisme premi tersebut dicairkan kapan saja bisa diambil sesuai permintaan. Premi itu biasa digunakan warga binaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak dibatasi menunggu warga binaan ini keluar baru dikasih premi hasil produksinya.
Purniawal berharap pelatihan PKW ini menjadi bekal hidup bagi warga binaan setelah keluar dan bisa berbaur dengan warga masyarakat dengan mampu menunjukkan diri bahwa dirinya bisa berubah dan bisa berwirausaha.
"Dengan pelatihan warga binaan sebagai peserta ini menjadi bekal mereka setelah bebas nanti, bisa menjadi seorang wirausaha yang akan meningkatkan kesejahteraan dan tarap hidup sehingga tidak lagi melakukan pelanggaran hukum," harapnya. (RS)