Raden Nino Soedjono saat menujukan bak penampung suplay air PDAM |
Selama berjalannya kontrak dengan PDAM tidak pernah memperhatikan kondisi sekitar mata air juga tidak adanya perhartikan lebih pada pemilik sumber air yang berakibat pada terancam tertundanya penyambungan kontrak yang tentunya berdampak pada suplay air PDAM pada bulan Desember 2023.
"Pihak kekuarga tetap membuka diri dengan kelanjutan kontrak, tetap baru bisa dibicarakan setelah berakhir kontrak," ucap Raden Nino Soedjono. Kamis (5/10/2023)
Artinya pada bulan Desember 2023 mendatang masyarakat terancam akan kekurangan air minum dan sebagainya yang diambil PDAM dari wilayah tetebatu.
"Keluarga besar menginginkan adanya perhatian lebih. Jangan hanya mengambil manfaat tetapi tidak memperhatikan tempat mengambil sumber air," terangnya.
Raden Nino yang selaku pengawas internal PDAM mempertanyakan kenapa dilaporan debit air dari tetebatu hanya 20 liter per detik, sementara yang sebenarnya itu 80 liter perdetik.
"Kemana 60 liter pedetiknya, ada apa, kenapa sampai begitu," tanyanya.
Seharusnya transfaran apalagi itu yang membuat keluarga besar besar dari Raden Nino merasa dibohongi, Ia dan keluarga besar juga paham dan sangat mengerti manfaat dari air ini. Tetapi jangan dipermainkan oleh yang berkaitan."Kami ingin memberikan sok trafi bagaimana kalau di stop aliran air ini pada bulan Desember karena kontrak habis pada bulan November," tegasnya.
"Kalau masalah kelanjutan kontrak tetap kami membuka diri, Tetapi itu jangan hanya mengambil manfaat saja, tetapi hargai juga tempat sumber air ini," pungkasnya. (RS)