Apt Hj Lale Syifaunnufus, M.Farm kunjungi lapak pedagang pelaku UMKM di arena Hultah ke 88 Madrasah NWDI di Anjani Lombok Timur |
Untuk melihat aktiftas para pelaku UMKM, Apt Hj Lale Syifaunnufus, M. Farm. Selaku koordinator Baksos turun langsung menemui para pedagang. Dikatakan para pedagang ini datang dari berbagai penjuru NTB, hingga dari luar daerah juga.
"Semua full di sini menjadi satu walaupun mereka bukan orang NW tapi mereka bisa mencari nafkahnya di sini dengan pendapatannya pun luar biasa ya," tutur Pimpus Muslimat NW tersebut. Jumat (27/10/2023
Seperti tadi dirinya berkomunikasi langsung dengan para pedagang pendapatannya sehari hingga sejuta lebih padahal jika dilihat dari dagangannya cuman jualan makanan ringan dan minuman dingin.
"Ya Alhamdulillah mengalahkan pendapatan rumah makan yang besar sehari itu dan itu pun katanya cuman dari magrib sampai jam 01.00 malam," terang cucu Pahlawan Nasional Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid itu.
Ditiap lapak yang dikunjungi Ummi Lele Syifa selalu menegur sapa dan tidak lupa mendoakan dengan mengucapakan "semoga laris manis dagangannya ya," ucapnya dengan sopan menyapa pedagang.
Ummi Hj Lale Syifa tidak sungkan membantu buat gorengan di salah satu lapak UMKM |
Kedepan Ia akan membatu untuk lapak jualan dari UMKM ini agar lebih prsktis bila mana melakukan jualan dan kelihatan menarik bagi para pengunjung.
"Saya ingin bantu tempat jualan atau bagaimana nanti tidak hanya bisa dipakai bukan hanya momen Hultah saja, kalau ini sebagai bonus luar biasa berlipat-lipat ganda penghasilan mereka," pungkas caleg DPR RI Dapil II nomor 1 dari Partai Gerindra.
Miftahul Jannah seorang pedagang Cilok Kuah 88 tidak menduga lapaknya dikunjungi Umi Hj Lale Syifa |
"Saya kaget dan sangat bahagia bisa bertemu langsung dan memeluk beliau apalagi tadi didoakan dagangan saya laris manis," tuturnya.
"Mudahan dengan berkat doa beliau kami mendapatkan barokah," harapnya.
Momen hultah ini diakui selalu ditunggu-tunggu oleh para pedagang, sebab barang dagangan mereka selalu ludes terjual.
Dalam kurun waktu satu Minggu mendekati hari H perayaan Hultah pendapatannya terus meningkat, jika dibandingkan dengan dari hari-hari biasanya. Dalam sehari omset yang didapatkan bisa tembus Rp 600-Rp700 ribu perhari. Semkain mendekati hari perayaan omset akan terus meningkat.
Khusus di hari H perayaan Hultah, masing-masing pedang diakaui jarang yang mendapat omset kurang dari satu juta per hari. Hal itu dilihat dari hasi penjualan pada tahun sebelumnya. Dimana omset yang didapatkan mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2 juta rupiah per hari.
"Khusus di hari perayaan itu paling sedikit kita dapatkan Rp1,5 juta. Tapi kalau besok saya belum tahu mudah-mudahan bisa bertambah lagi," ujarnya.
Disebutkan, Tidak jarang stok dagangan habis, sehingga membuat para pedagang harus bolak balik untuk mengambil stok. Selama berjualan tidak ada sewa tempat lapak di lingkungan tersebut. Hanya saja pedagang cukup menyumbang seikhlasnya saja, itupun tergantung dari para pedagang.
"Itulah kenapa, momen ini selalu menjadi momen yang kami tunggu. selain dagangan kami habis terjual, disini juga tidak ada sewa-sewa atau uang kebersihan atau apalah yang kami harus bayar. Selesai dagang atau selasai acara kita tinggal bersihin saja bekas sampah kita. Kalau nyumbang seikhlasnya saja," pungkasnya.
Senada dengan Nurul Hikmah, Nuraini penjual minuman dan seblak mengakui hampir setiap tahun dirinya juga tidak pernah absen untuk berjualan di lingkungan Ypp Syaikh Zainuddin NW Anjani. Bahkan ia sekeluarga tinggal ditempat itu dengan membawa tenda sebagai tempat tidur bersama anak dan suaminya.
"Kalau nanti pas hari H kita pindah karena disini (Lapangan) tempat jamah mengaji. Mulai besok sore ini sudah seteril dari penjual. Tapi kita sudah ada tempat di samping jalan," ujarnya.
Paling sedikit omset yang di dapatkan pada hari H perayaan Hultah mencapai Rp700 ribu sampai Rp 1 jutaa dari hasil penjualan minuman dan makanan saja. Pada tahun sebelumnya ia berhasil meraup keuntungan bersih dari jualan sebesar Rp 1,5 juta. Sementara pada hari biasanya dia hanya mendapatkan omset berkisaran Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.
"Cuman pas mau ultah saja, saya jualan disini. Kalau hari-hari biasa di rumah dan tempat lain. Makanya kita sangat menunggu momen-momen ini," imbuhnya.
Disela berkunjung Ummi Lale Syifa juga tidak sungkan untuk makan bersama di lapak pedagang. (RS)