Pj Bupati Lombok Timur, Drs H.M. Juaini Taofik, M.AP saat menjelaskan sistem kerja pengairan SPAM pantai selatan melaui sungai Tibu Krodet di ruang kerjanya |
Hal itu disampaikan Pj. Bupati Lombok Timur H.M. Juaeni Taofik, bahwa Program kegiatan SPAM yang didanai Bank Dunia dibayarkan oleh Pemerintah Pusat sebesar Rp 120 miliar. Dikatakan warga melakukan unjuk rasa untuk menolak program kegiatan SPAM Pantai Selatan tersebut karena khawatir air Sungai Tibu Krodet akan mengalami penurunan debit air sehingga para petani yang dialiri lahan pertanian sebelumnya di beberapa kecamatan khawatir akan mengalami gangguan dan kekurangan pasokan air.
"Akan tetapi keberadaan program SPAM Pantai Selatan tidak akan mengganggu sistem pengairan di beberapa kecamatan sebelumnya," ucapnya diruang kerja Pj Bupati pada awak media. Senin (4/12/2023).
Karena itu Pemerintah Daerah mengharapkan pada semua pihak untuk duduk bersama dan bermusyawarah sehingga akan ditemukan pemahaman dan solusi terbaik dan menyampaikan informasi yang benar, akuntable dan bisa dipertanggung-jawabkan kepada publik, bahwa program SPAM Pantai Selatan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan dampaknya sangat positif.
"SPAM Pantai Selatan diharapkan sebagai solusi ketersediaan air diwilayah selatan," terangnya.
"Juga bisa mengurangi dampak banjir di musim penghujan saat air berlebih karena terderop ke seletan melalui saluran SPAM," sambungnya.
Lanjut Juaini, Pengambilan air dari sungai Tibu Krodet sudah melalui kajian dan study dari Balai Wilayah Sungai ( BWS ) dan Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA) sudah diterbitkan.
Dikatakan Dari kajian BWS debit terkecil air Sungai Tibu Krodet pada puncak musim kemarau sejak 3 bulan terakhir yakni bulan September, Oktober, November, yakni diangka 307 liter per – detik , dan pengambilan untuk SPAM Pantai Selatan hanya sekitar 16 persen atau 50 liter per detik saja.
"Dan jika warga masyarakat kita disekitarnya kesulitan untuk mengairi irigasi lahan pertaniannya nanti, maka caranya adalah tinggal kita perintahkan untuk di tutup katup aliran yang mengarah ke SPAM," jelasnya.
Hanya saja, pada musim hujan air sungainya akan melimpah ini sampai banjir dan tentu akan menjadi mubazier kalau dibiarkan terbuang ke laut, jadi nantinya selama 8 atau 9 bulan airnya tidak berkurang dan masih memiliki keuntungan, hanya 3 bulan terakhir baru agak sulit karena kemarau memuncak.
"Tentu ini juga sebagai solusi mengurangi dampak banjir di musim penghuja, sekali lagi karena air akan terdrop ke selatan," bebernya.
Juaini berharap kepada masyarakat bisa memahami dan menyadari akan manfaat SPAM ini dan tidak untuk para investor atau kelompok masyarakat tertentu manapun karena air Sungai Tibu Krodet ini diprioritaskan untuk mengairi irigasi lahan persawahan masyarakat juga di bagian selatan.
"Tentu dengan adanya SPAM Pantai Selatan ini, air yang dari sungai Tibu Krodet tidak berkurang dan tidak menganggu sistem perairan pertanian masyarakat sebelumnya,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan adanya kekhawatiran masyarakat dengan SPAM ini, yakni pengelolaan akan tetap dilakukan oleh pusat, tetapi diterangkan bahwa setelah pengerjaan rampung bantinya SPAM ini akan di kelola sepenuhnya oleh pemerintah Daerah.
"Jika ada kendala maupun permasalahan dikemudian hari, masyarakat bisa duduk bersama pemerintah daerah untuk mencari solusi pemecahan masalah," pungkasnya.
Terakhir disampakain Juaini, bahwa program SPAM ini merupakan program pusat yang tempatkan di Lombok Timur, jika nanti program ini gagal tentu akan berakibat patal dan merugikan masyarakat Lombok Timur secara umum karen di wanti-wanti tidak bisa menyelesaikan program yang sebelumnya diberikan.
"Kalau program SPAM ini tidak selesai tentunya kita (Lombok Timur) akan di black list selama 5 tahun tidak mendapatkan program pusat," tutupnya. (RS)