Plt Kemenag Lombok Timur, H. Shulhi |
Sebagaimana disampaikan Plt Kemenag Lombok Timur, H. Shulhi, Bahwa tahun pelajaran 2024/2025 ini meningkat secara signifikan mengikat sampai 6 persen dari 872 lembaga. Di tahun 2023 lalu jumlah siswa bernaung di Kemenag Lombok Timur sebanyak 97 ribu, terjadi kenaikan di tahun 2024 ini mencapai 10 ribu lebih.
"Walau ada beberapa lembaga mengalami penurunan tetapi secara keseluruhan meningkat secara signifikan," ucap H. Shulhi. Jumat (9/8/2024
Diakui, H. Shulhi, Semenjak dirinya diberikan amanah menjadi Pelaksana Tugas (Plt) kemenag Lombok Timur, Dikatakan banyak menerima keluhan adanya penurunan penerimaan siswa baru, Sehingga dirinya berinisiatif terus road show pada Kelompok Kerja Madrasah (KKM) dengan memberikan arahan dan mencari solusi.
Ia mengibaratkan sembaga pendidikan ini seperti sebuah perusahaan yang harus bisa memasarkan produksinya pada produsen. Ia memberikan masukan agar memberikan hal menarik dan membuat inovasi sesuai perkembangan zaman serta melihat lingkungan setempat agar bisa menarik siswa.
"Hal itu yang saya sampaikan untuk memberikan rangsangan. Dan Alhamdulillah semua dijalankan dan hasilnya di tahun pelajaran 2024/2025 ini terjadi peningkatan siswa secara signifikan," terang H. Shulhi.
Terkait dengan penomena yang sedikit mendapat benturan Ponpes yang akhir-akhir ini marak terjadi, Disampaikan H. Shulhi, yang harus dipahami masyarakat, Bahwa Yayasan yang didalamnya Pondok Pesantren (Ponoes) ini menaungi lembaga pendidikan yang tidak hanya dibawah naungan Kemenag saja tetapi juga Dikbud, Karenanya pengawas ini akan menjadi tanggungjawab bersama.
"Tetapi Ponpes identik dengan Kemenag, Padahal isinya (Lembaga pendidikan-red) yang kelola itu dinaungi Dikbud. Karena itu, Penomena yang kita hadapi saat ini akan menjadi tanggungjawab bersama,"
Saat ini, Terang Shulhi, Kemenang membentuk Satgas yang bertugas pengawasi dan mengontol Ponpes yang anggotanya ada dari ponpes itu sendiri yang mengawasi Ponpes selama 24 jam.
Karenanya, Ia berharap dengan keterbatasan yang saat ini agar semua lembaga pendidikan mempunyai kesadaran masing-masing untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan terutama dalam bullying dan kekerasan seksual.
"Dengan keterbatasan anggota maka semua penghulu di tiap kecamatan juga kita kerahkan untuk memberukan penyuluhan sekaligus mengawasan ini," tutup Shulhi. (RS)
Ikuti kami di berita google