Daftar Isi [Tampil]

Pemdes Bintang Rinjani bersama seluruh elemen masyarakat gelar Apel HUT RI ke 79 Tahun Indonesia merdeka
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Pemerintah Desa (Pemdes) Bintang Rinjani Kecamatan Suralaga gelar Apel peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 79 tahun Indonesia Merdeka bersama seluruh elemen masyarakat betempat di lapangan Ponpes Saadaruddarain NW Majuwet berjalan khidmat. Sabtu (7/8/2024)

Selaku Inspektur upacara Kades Bintang Rinjani, H. Nasrun sementara Komandan upacara dari komandan BKD Desa Bintang Rinjani Hamdani, untuk pengerek bendera dari gabungan pemuda se Desa Bintang Rinjani, sementara paduan suara dari ibu guru Paud dan MI diDesa Bintang Rinjani, sedangkan pengiring musik apel bendera dari macing band SMP Islam Saadatuddarain NW Majuwet, dan untuk peserta upacara dari siswa SDI Al Birruni Pengendong, Paud Al Mawaddah, MI NW Majuwet, SMP Islam Saadatuddarain NW Majuwet, semua lembaga dan perangkat desa, Mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat umum se Desa Bintang Rinjani, Peserta KKP UIN Mataram dan KKN STMIK Anjani.

Tema besar yang diusung dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-79 tahun ini adalah “Nusantara Baru Indonesia Maju. Tema tersebut yang juga menjadi slogan 17 Agustus 2024.

Tari persembahan siswi SMP Islam Saadatuddarain NW Majuwet
Dalam amanatnya, Kades Bintang Rinjani, H. Nasrun membacakan amanat gubernur Nusa Tenggara Barat yang isinya, Hari ini, di saat kita berkumpul dalam semangat kebersamaan, mari kita bersama-sama merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak kita untuk merenungkan tentang kolonialisme dan imperialisme. Imperialisme dapat diartikan sebagai tindakan menguasai orang atau wilayah dengan paksaan.

Pengendalian ini bisa berupa dominasi dalam bidang ekonomi, agama, hukum, pemerintahan, dan bahkan hubungan antar manusia. Sedangkan kolonialisme merupakan bagian dari imperialisme, yaitu ketika suatu negara atau wilayah dikuasai secara penuh oleh negara lain. Jika beberapa negara dikuasai oleh satu pihak, itu disebut imperialisme, tetapi jika hanya satu negara yang dikuasai, itu disebut kolonialisme.

Tari persembahan siswi SMP Islam Saadatuddarain NW Majuwet
Indonesia, tempat kita tinggal saat ini, pernah mengalami masa kolonialisme yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga setengah abad di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.

Bayangkan, selama 350 tahun kita dikuasai dengan paksa tanpa persetujuan dan doa dari rakyat. Meskipun demikian, berkat perjuangan para pahlawan dan pergerakan kemerdekaan, kita akhirnya berhasil meraih kemerdekaan. Meskipun masa kolonialisme meninggalkan bekas luka, hal itu juga membantu menyatukan bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan.

Namun, seiring dengan kemerdekaan, kolonialisme dan imperialisme telah terhapus dari negeri ini. Kita kini hidup dalam kebebasan dan kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah.

Meskipun begitu, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah benar-benar semua pengaruh kolonialisme dan imperialisme telah terhapus sepenuhnya. Mungkin masih ada sisa-sisa mentalitas penjajah yang perlu kita perbaiki.

Pesembahan tari dari siswi SD Islam Al Birruni Pengendong
Misalnya, praktik ospek kejam yang mencederai martabat manusia. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk terus berjuang menghapuskan segala bentuk penjajahan dan memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati sepenuhnya.

"Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada saya. Semoga kita selalu menghargai dan menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu kita. Terima kasih," tutup H. Nasrun.

Diakhir acara persembahan tari dari Siswa SMP Islam Saadatuddarain NW Majuwet menggambarkan penerapan kurikum merdeka dan SD Islam Al Birruni Pengendong, peragaan beladiri dari pemuda Bintang Rinjani. (RS)


Ikuti kami di berita google