Daftar Isi [Tampil]

BEM UGR Aksi di depan kampus ajukan tuntutan ke Rektorat
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Universitas Gunung Rinjani (UGR) sejak awal berdirinya sudah dikenal dengan kampus surganya Demokrasi, Tetapi saat ini beberapa kali Mahasiswa aksi selalu diintimidasi beberapa oknum terutama melalui pemblokiran siakad padahal peran dan fungsi mahasiswa itu sudah jelas.

Dengan kondisi ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGR Mengelar aksi bertempat di lapangan kampus UGR dengan beberapa poin tuntutan. Senin (23/9/2024).

Dikatakan Eri Setiawan Presiden Mahasiswa (Presma) UGR sekaligus Kordum aksi menyampaikan Beberapa tuntutan Mahasiswa diantaranya evaluasi kepemimpinan rektor, Alih fungsikan Gedung putih sebagai pusat kegiatan Mahasiswa, Transparansi KIP-K disemua fakultas dan selsekan persoalan KIP-K di FKIP dan  Gratiskan Kartu Tanda anggota (KTA).

"Berbagai bentuk intimidasi dilakukan oleh beberapa oknum, " Sekali Klik langsung Tamat " kata kepala LPTIK," ujar Eri menirukan kata oknum.

Ketika sudah tersebar famplet aksi massa, tutur Eri, Belakangan kemudian Mengintervensi Rektor untuk membubarkan BEM UGR tanpa dasar yang jelas, padahal BEM UGR telah tertera peran dan fungsinya dalam STATUTA kampus.

"Tapi oknum mengatakan bahwa BEM Itu hanya sebagai suruhan demo. Sehingga Mahasiswa Mendesak juga agar Kepala LPTIK meminta maaf secara lisan di depan massa aksi," tegas Eri didepan media.

Diterangkan Eri, Gerakan ini tidak akan berhenti sampai disini, gerakan ini akan terus berjilid jilid ketika semua tuntutan mahasiswa tidak di respon dan tidak ditindak lanjuti oleh pihak rektorat. kemudian mahasiswa akan berlipat Ganda karena demokrasi di universitas Gunung Rinjani Sudah dikebiri dilihat dari aksi kemarin hari Senin, 23, September 2024.

"Rektor Universitas Gunung Rinjani Melaporkan  Mahasiswanya karena telah Membuka Paksa Gedung Putih Universitas Gunung rinjani," tutur Eri.

Dipaparkan Eri, Agar kampur mengetahui ini, Bahwa Mahasiswa Mempunyai Peran sebagai agen of change (agen perubahan),  Mahasiswa berperan sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi dengan menggunakan ilmu,gagasan, serta pengetahuan yang dimiliki.

Guardian of value, mahasiswa adalah penjaga nilai nilai dalam masyarakat. Tentu saja sebagai mahasiswa kaum intelektual harus menjaga nilai nilai yang bersifat mutlak kebenarannya, seperti kejujuran,keadilan, gotong royong, integritas dan empati.

Iron stock, mahasiswa merupakan aset,cadangan dan harapan bangsa dimasa depan, sehingga mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dan perilaku terpuji  luntuk dapat menggantikan generasi generasi sebelumnya.

Moral Force, mahasiswa sebagai insan akademis tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya.dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan pada masyarakat.

Social control, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan sosial masyarakat maupun permasalahan bangsa.

"Kebebasan demokrasi di UGR harus dikembalikan jangan kebiri mahasiswa," tutup Eri. (RS)


Ikuti kami di berita google