Daftar Isi [Tampil]

Proses pemadaman kebakaran di Bukit Anak Dara Sembalun
LOMBOK TIMUR Radarselaparang.com || Kobaran api, hingga Senin (2/9/2024) siang yang membakar lahan di Bukit Anak Dara Sembalun  masih belum bisa dijinakkan, kendati demikian tim gabungan BKPH Rinjani Timur besama TNI, Polri, Satpol PP, Manggala Agni Kementerian LHK, pengelola bukit dan warga masyarakat setempat terus berupaya untuk memadamkan api karena dikhasatirkan merambah ke perkebunan dan pemukiman warga.

Kobaran api sudah berlangsung sejak Sabtu (31/8/204) malam. Sementara luas lahan yang terbakar di Bukit Anak Dara mencapai 95 hektare (ha), dari total luas Bukit Anak Dara pintu 1 dan pintu 2 yang dikelola masyarakat seluas 91 hektar lebih.

Dari pantauan, hembusan angin kencang membuat api terus melahap Padang savana dan kayu di bukit Anak Dara. Titik apinya pun menjalar ke bukit Selong dan hutan sebelah timur, barat, Utara dan selatan bukit Anak Dara.

Sehingga membuat tim gabungan kesulitan memadamkan api tersebut karena titik api berada di jurang dan Medan yang terjal.

"Hingga saat ini, belum bisa kita pastikan luas lahan yang terbakar. Karena api terus berkobar," terang Lalu Iskandar, Kasi Perlindungan dan KSDAE KPH Rinjani Timur, saat dikonfirmasi di lokasi, Senin (2/9/2024).

Tim gabungan, lanjut Iskandar, sudah berupaya dengan berbagai cara untuk pemadaman api dengan menggunakan alat seadanya.

Namun api terus berkobar terlebih lokasinya sangat sulit dijangkau dan medan yang terjal sehingga membuat tim kesulitan untuk menjinakkan amukan si jago merah.

"Tim masih kesulitan mematikan apinya, karena menggunakan alat seadanya. Meski begitu, tim tetap standby disini hingga malam untuk memastikan apinya sudah mati," katanya.

Pemadaman dengan sekat bakar juga diterapkan oleh tim gabungan untuk mencegah api menyebar luas ke kebun dan pemukiman warga setempat.

"Kami akan memperketat SOP bagi para pendaki, terutama pengunjung yang bermalam di Bukit Anak Dara agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," tegas Iskandar.

Senada dengan Koordinator Manggala Agni Balai Pengendalian Perubahan Iklim Jawa Bali Nusra (BPPI-JBN) Kepala Seksi Wilayah Tiga Mataram, Saeful Zega menuturkan pemadaman api hanya bisa dilakukan secara manual karena medan yang terjal dengan kemiringan mencapai 60 hingga 70 derajat, ditambah dengan kondisi cuaca yang sangat panas dan terbatasnya sumber air.

"Kami siap bekerja sama dengan KPH Rinjani Timur, TNI, Polri serta masyarakat untuk memadamkan api. Kami di sini memback up agar kebakaran ini tidak semakin meluas," ujar Saeful Zega.

Sementara itu, Abdul Kudus Ali, anggota Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) desa Sembalun Lawang mengatakan.  TSBD juga membantu mengevakuasi sekitar 200 pengunjung melalui dua jalur. Yakni jalur tanjakan Cinta dan dan tanjakan Rantai Emas.

Api yang didorong angin kencang menyebabkan kebakaran semakin meluas sehingga ia berupaya mengajak masyarakat untuk memadamkan api dengan cara diumumkan melalui masjid.

"Partisipasi masyarakat luar biasa, untuk berupaya memadamkan api. Meski hingga saat ini api belum bisa padam," ujarnya.

Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sambung Kudus karena di bawah Bukit terdapat perkebunan petani dan pemukiman warga, termasuk kebun kopi dan alpukat yang baru ditanam dengan luas area perkebunan mencapai 100 hektar lebih.

"Belum diketahui pasti penyebab kebakaran ini, empat tahun yang lalu kejadian serupa pernah terjadi. Estimasi 4 tahun ya, seingat saya di tahun 2020 juga tidak kalah kobaran apinya seperti saat ini" ungkapnya.

Seperti berita sebelumnya, Ketua Pengelolaan Bukit Anak Dara jalur tanjakan Cinta, Handanil mengungkapkan setelah dilakukan pengecekan, termasuk saat registrasi, tercata  pendaki berhasil dievakuasi dari dua jalur berbeda mencapai total 171 pendaki.

"Kebakaran di Bukit Anak Dara setiap tahun terjadi karena rumput yang kering. Kami sangat khawatirkan api merambat ke perkebunan dan pemukiman warga," tutupnya. (RS)


Ikuti kami di berita google