![]() |
Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, memberikan apresiasi tinggi terhadap terselenggaranya acara Roah 1001 Tembolak Beak yang diadakan di Desa Gelanggang |
Dalam sambutannya, Wabup Edwin menekankan pentingnya menjaga dan melanjutkan silaturahmi tidak hanya dalam acara adat atau tradisi, tetapi juga dalam kegiatan gotong royong, kesehatan, pengelolaan sampah, dan lainnya. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi pemerintah daerah, kecamatan, dan desa untuk menyampaikan program-program yang sedang dan akan dilaksanakan, sehingga informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.
"Sebagai 'murid baru' di pemerintahan, saya menekankan pentingnya sinergi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, dan perangkat desa. Mari kita bekerja sama dan berkolaborasi dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kemajuan Lombok Timur," ujar Wabup Edwin.
Terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Wabup Edwin meminta agar proses penyusunan dan evaluasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Ia berjanji akan meningkatkan kapasitas sumber daya tidak hanya di desa, tetapi juga di tingkat kecamatan, sehingga proses evaluasi dapat berjalan dengan baik.
"Kita akan mengkolaborasikan semua sumber daya yang ada. Sumber daya kita cukup banyak, PPPK saja masih ada yang antri, anak-anak kita yang masih honorer juga banyak. Ini semua adalah potensi yang harus kita manfaatkan untuk kemajuan pembangunan Lombok Timur," jelasnya.
Wabup Edwin juga menambahkan bahwa Kabupaten Lombok Timur cukup besar dan membutuhkan energi serta sumber daya yang besar untuk membangunnya. Ia yakin dengan bantuan kepala desa, tokoh masyarakat, dan semua pihak, kemajuan yang diharapkan dapat tercapai.
Camat Sakra Timur, Muhsin, menjelaskan bahwa acara Roah 1001 Tembolak Beak merupakan acara rutin tahunan Desa Gelanggang yang telah dilaksanakan selama delapan tahun. Kegiatan ini digelar di depan pekarangan Tempat Perkuburan Umum (TPU) Batu Ngereng Desa Gelanggang Bowoh, Kecamatan Sakra Timur, dan dihadiri oleh tuan guru, tokoh agama, kepala desa, dan masyarakat setempat. (RS)