![]() |
Korban percobaan bunuh diri saat ini sedang dirawat intensif di RSUD R Soedjono Selong |
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban ditemukan dalam keadaan leher terjerat tali nilon yang biasa digunakan untuk ayunan adiknya. Tali tersebut terikat pada kayu usuk rumah. Mulut korban mengeluarkan air liur, dan teriakan Muliani ibu korban sontak mengundang kedatangan saksi-saksi yang merupakan keluarga korban.
Diana Fatimah (10), kakak misan korban, menjadi salah satu saksi kunci. Ia baru saja tiba dari Labuhan Haji dan melihat Rendi sudah dalam posisi tergantung. Sontak, Diana berteriak memanggil anggota keluarga lain yang berada di sekitar rumah.
Saksi lainnya, Yarni (38), mengungkapkan bahwa beberapa hari sebelumnya, Korban sempat dimarahi oleh orang tuanya karena merusak sepeda listrik milik adiknya. Akibatnya, korban mengurung diri di kamar dan enggan bersekolah. Pada hari kejadian, korban meminta uang Rp 15 ribu kepada ibunya dan berniat meminjam sepeda motor. Namun, karena ban motor sedang pecah, permintaannya tidak dipenuhi. Korban kemudian terlihat marah dan menendang lemari. Selang sekitar 15 menit kemudian, Diana menemukan Rendi dalam kondisi tergantung.
Korban segera dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun, karena keterbatasan fasilitas medis, Rendi kemudian dirujuk ke RSUD Soedjono Selong. Hingga saat ini, Korban masih dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di ruang IGD RSUD Soedjono untuk diobservasi lebih lanjut.
Kejadian ini dibenarkan Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, mengatakan pihak kepolisian telah mengambil tindakan dengan mengecek kondisi korban di rumah sakit. Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (BKTM) setempat juga telah menyarankan kepada pihak keluarga untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak.
Dari catatan di lokasi kejadian, tali nilon yang digunakan untuk percobaan bunuh diri memang merupakan tali ayunan yang sudah terpasang di ruang keluarga. Korban diduga menggunakan kursi plastik setinggi sekitar 30 cm untuk mencapai tali tersebut.
Saat ditolong, korban diangkat oleh para saksi untuk melepaskan jeratan tali. Pada leher sebelah kiri korban ditemukan bekas, namun tidak ada bekas jeratan di tenggorokan karena diduga dilapisi dengan lap makan oleh korban.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian dan komunikasi yang baik dalam keluarga, terutama terhadap anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa perkembangan emosi. Pihak berwenang diharapkan dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif pasti dari percobaan bunuh diri ini.
"Diduga kuat, percobaan bunuh diri ini dilakukan korban untuk mencari perhatian. Ia disinyalir merasa kurang diperhatikan dibandingkan adiknya dan seringkali berselisih dengan ibunya jika keinginannya tidak terpenuhi, terang AKP Nikolas. (RS)