LOMBOK TIMUR - Radarseleparang.com || Sebanyak sepuluh jurnalis terpilih dari berbagai media di Lombok Timur yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) mengikuti Pelatihan Dasar Keamanan Digital. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Kamis (24-25/4) di Aru Coffee, Kecamatan Selong ini bertujuan untuk membekali para pewarta dengan kemampuan melindungi diri dari ancaman siber yang kian nyata.Sebanyak sepuluh jurnalis terpilih dari berbagai media di Lombok Timur yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) mengikuti Pelatihan Dasar Keamanan Digital.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para jurnalis di Lombok Timur dapat lebih waspada dan memiliki bekal yang cukup untuk melindungi diri serta karya jurnalistik mereka dari berbagai ancaman di dunia maya. Langkah ini menjadi penting dalam menjaga independensi dan kebebasan pers di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks.
Inisiatif penting ini merupakan bagian dari program Konsorsium Jurnalisme Aman, yang digagas oleh PPMN, HRWG, dan TIFA di bawah payung Program Jurnalisme Aman. Penggiat acara, Sanusi, menekankan bahwa pelatihan ini adalah langkah konkret untuk menciptakan ekosistem yang aman dan suportif bagi praktik jurnalisme di Indonesia, menjadikan keselamatan jurnalis sebagai prioritas utama.
"Tahun 2024 menjadi catatan kelam bagi kebebasan pers di Indonesia. Memburuknya situasi demokrasi akibat dominasi kekuasaan dinasti dan oligarki turut memperparah kondisi jurnalis," ungkap Sanusi di sela-sela pelatihan pada Jumat (25/4).
Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat 73 kasus kekerasan terhadap jurnalis sepanjang tahun lalu, mulai dari kekerasan fisik hingga serangan digital dan perusakan alat liputan, termasuk kekerasan berbasis gender. Sanusi menyoroti bahwa ancaman di ranah digital semakin mengkhawatirkan dan kerap digunakan untuk mengganggu kerja jurnalistik serta merongrong kebebasan pers.
Merespons kondisi ini, inisiatif pembentukan Komite Keamanan Jurnalis (KKJ) di berbagai daerah terus didorong untuk memantau dan menindaklanjuti kasus kekerasan terhadap jurnalis, Meskipun belum ada laporan resmi terkait serangan digital terhadap jurnalis di Lombok Timur.
"Kami menekankan pentingnya langkah mitigasi risiko melalui pemahaman keamanan digital, terutama bagi para jurnalis profesional," tegas Sanusi.
Pelatihan ini sendiri memiliki beberapa tujuan krusial, antara lain memberikan pemahaman yang komprehensif tentang keamanan dan keselamatan digital kepada para jurnalis. Selain itu, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran jurnalis akan potensi risiko serangan digital terhadap profesi mereka. Materi pelatihan juga mencakup cara berkomunikasi yang aman dan etika dalam bermedia sosial. (RS)